Selasa, 12 Januari 2016

Attitude


Hai teman-teman semuanya para pembaca blog setia... kali ini saya akan berbagi pengetahuan tentang "Attitude". Apa sih itu Attitude?Attitude adalah sikap, tingkah laku atau perilaku seseorang dalam berinteraksi ataupun berkomunikasi dengan sesama manusia. 


Sikap mengandung 3 komponen, yaitu :
  1. Komponen kognitif
  • Merupakan representasiyang dipercayai oleh induvidu pemilik sikap
  • Sesuatu yang telah terpolakan dalam fikiran
  • Tidak selalu akurat
Contoh komponen kognitifnya : menilai perilaku seseorang yang patut dan tidak untuk ditiru.

   2.  Komponen afektif
  • Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional
  • Dipengaruhi oleh kepercayaan yang kita percayai sebagai berlaku bagi objek
Contoh komponen afektifnya : perasaan mencintai seseorang, tetapi sudah melibatkan emosi.

    3.  Komponen konatif
  • Merupakan aspek kecenderungan berperilaku sesuai yang dimiliki oleh seseorang
  • Kecenderungan berperilaku yang belum tentu benar - benar ditampakkan dalam bentuk perilaku yang sesuai
Contoh komponen konatifnya : menyatakan cinta kepada lawan jenis.

Fungsi Attitude
  1. Fungsi manfaat, menyukai suatu produk yang ingin memperoleh manfaat dari produknya tersebut. contohnya operan conditioning.
  2. Fungsi mempertahankan ego, melindungi diri dari seseorang.
  3. Fungsi ekspresi nilai, menggambarkan minat atau hobi.
  4. Fungsi pengetahuan,produk yang bermanfaat mencerminkan pengetahuan konsumen pada suatu produk.

Kamis, 07 Januari 2016

Konflik



Halo readers... hari ini saya akan berbagi pengetahuan tentang "Konflik"Apa sih itu Konflik?Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. 

Macam-macam Konflik
Konflik dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Dilihat dari segi pihak yang terlibat dalam konflik
  • Konflik individu dengan individu.
Konflik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan individu pimpinan dari berbagai tingkatan. Individu pimpinan dengan individu karyawan maupun antara inbdividu karyawan dengan individu karyawan lainnya.
  • Konflik individu dengan kelompok.
Konflik semacam ini dapat terjadi antara individu pimpinan dengan kelompok ataupun antara individu karyawan dengan kempok pimpinan.
  • Konflik kelompok dengan kelompok.
Ini bisa terjadi antara kelompok pimpinan dengan kelompok karyawan, kelompok pimpinan dengan kelompok pimpinan yang lain dalam berbagai tingkatan maupun antara kelompok karyawan dengan kelompok karyawan yang lain.
2. Dilihat dari segi dampak yang timbul
Dari segi dampak yang timbul, konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
  • Konflik Fungsional adalah apabila dampaknya dapat memberi manfaat atau keuntungan bagi organisasi serta dapat dikelola dan dikendalikan dengan baik.
  • Konflik Infungsional adalah apabila dampaknya justru merugikan orang lain.

Faktor penyebab konflik
  • Perbedaan individu
Setiap individu adalah unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
  • Perbedaan latar belakang
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda yang dapat memicu konflik.
  • Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
Setiap individu memiliki perasaan, pendirian, dan latar belakang yang berbeda. Oleh sebab itu dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki keinginan dan tujuan yang berbeda-beda. 
  • Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri


JENIS –JENIS KONFLIK

Terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang digunakan untuk membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik atas dasar fungsinya, ada pembagian atas dasar pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, dan sebagainya.
a. Konflik Dilihat dari Fungsi
Berdasarkan fungsinya, Robbins (1996:430) membagi konflik menjadi dua macam, yaitu: konflik fungsional (Functional Conflict) dan konflik disfungsional (Dysfunctional Conflict). Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok. Sedangkan konflik disfungsional adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan kelompok.

Menurut Robbins, batas yang menentukan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional sering tidak tegas (kabur). Suatu konflik mungkin fungsional bagi suatu kelompok, tetapi tidak fungsional bagi kelompok yang lain. Begitu pula, konflik dapat fungsional pada waktu tertentu, tetapi tidak fungsional di waktu yang lain. Kriteria yang membedakan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional adalah dampak konflik tersebut terhadap kinerja kelompok, bukan pada kinerja individu. Jika konflik tersebut dapat meningkatkan kinerja kelompok, walaupun kurang memuaskan bagi individu, maka konflik tersebutdikatakan fungsional. Demikian sebaliknya, jika konflik tersebut hanya memuaskan individu saja, tetapi menurunkan kinerja kelompok maka konflik tersebut disfungsional.

b. Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik, Stoner dan Freeman (1989:393) membagi konflik menjadi enam macam, yaitu:
1) Konflik dalam diri individu (conflict within the individual). Konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas kemampuannya.
2) Konflik antar-individu (conflict among individuals). Terjadi karena perbedaan kepribadian (personality differences) antara individu yang satu dengan individu yang lain.
3) Konflik antara individu dan kelompok (conflict among individuals and groups). Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma - norma kelompok tempat ia bekerja.
4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups in the same organization). Konflik ini terjadi karena masing - masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing berupaya untuk mencapainya.
5) Konflik antar organisasi (conflict among organizations). Konflik ini terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya yang sama.
6) Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among individuals in different organizations). Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau perilaku dari anggota suatu organisasi yang berdampak negatif bagi anggota organisasi yang lain. Misalnya, seorang manajer public relations yang menyatakan keberatan atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.

c. Konflik Dilihat dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi
Winardi (1992:174) membagi konflik menjadi empat macam, dilihat dari posisi seseorang dalam struktur organisasi. Keempat jenis konflik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Konflik vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki kedudukan yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan bawahan.
2) Konflik horizontal, yaitu konflik yang terjandi antara mereka yang memiliki kedudukan yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik antar karyawan, atau antar departemen yang setingkat.
3) Konflik garis-staf, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan lini yang biasanya memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai penasehat dalam organisasi.
4) Konflik peran, yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu peran yang saling bertentangan. Di samping klasifikasi tersebut di atas, ada juga klasifikasi lain, misalnya yang dikemukakan oleh Schermerhorn, et al(1982), yang membagi konflik atas: substantive conflictemotional conflictconstructive conflict, dan destructive conflict.

Gejala-gejala Conflict :

    • Mudah emosi
    • Tidak mau berkomunikasi 
    • Kerja tidak sesuai
    • Rapat yang tegang  

            Bagaimana cara mengatasi untuk tidak terjadi Conflict :

            • Belajar untuk mendengarkan terlebih dahulu
            • Tetap tenang disaat situasi sedang terjadi masalah
            • Berusaha mengerti posisi orang lain
            • Perlihatkan empati
            • Jangan berdebat 
            • Jangan memaksakan persepsi kita sendiri

            Conflict tidak selalu berdampak negatif terkadang dapat berdampak positif. Mengapa? karena dapat menjadi suatu pembelajaran ataupun hikmah di balik perseteruan antara kedua belah pihak agar di masa yang akan datang mereka dapat mencegah kejadian tersebut terulang kembali.

            sekian pengetahuan dari saya semoga dapat memberikan manfaat bagi teman-teman dan para readers sekalian terima kasih.